Pages

RSS

Sabtu, 19 November 2011

ANALISIS KATA-KATA KUNCI PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN SUKARNO PUTRI

Dra. SUGIHANA SEMBIRING


Fakultas Sastra


Jurusan Bahasa Indonesia


Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi antara masyarakat, dan sekaligus hal
yang dapat membedakan manusia dengan hewan. Manusia dalam masyarakatnya,
juga tidak bisa lepas dari bahasa. Budaya dan hal-hal yang bersangkut paut dengan
kemasyarakatan selalu terikat dengan bahasa. Akan tetapi bahasa itu sendiri di ikat
oleh ilmu bahasa (linguistics). David Crystal, (1974 : 27) berpendapat, “Linguistics is
scientific way of studying language-or perhaps it should be language, to emphasize
the fact that we mean both language in general as well as languages in particular”.
(Linguistik adalah kajian ilmiah tentang bahasa atau mungkin sesuatu yang
seharusnya menjadi bahasa, untuk menekankan kenyataan bahwa kita mengartikan
bahasa dalam dua hal yaitu bahasa secara umum dan bahasa secara khusus).

Bahasa memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu
serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat
hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa.Melalui bahasa seorang
anggota masyarakat berlahan-lahan belajar mengenal adat istiadat, tingkah laku dan
tata krama masyarakatnya. Ia mencoba menyesuaikan dirinya (adaptasi) dengan
semuanya melalui bahasa.

Nababan (1984 : 38) mengatakan bahwa setiap bahasa mempunyai empat
golongan : (1) Fungsi Kebudayaan, (2) Fungsi Kemasyarakatan, (3) Fungsi
perorangan, (4) Fungsi pendidikan. Keempat fungsi ini tentu berkaitan juga sebab
perorangan adalah anggota masyarakat yang hidup di dalam masyarakat itu sesuai
dengan pola-poa kebudayaannya yang diwariskan dan dikembangkan melalui
pendidikan.

Setiap negara mempunyai bahasa nasional sendiri. Seperti halnya negara
Indonesia. Juga mempunyai bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Bahasa ini
sudah dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam Bahasa politik, bahasa memegang peran penting. Kita tahu bahwa keadaan
politik Indonesia pada masa pemerintahan Gus Dur sangatlah menghawatirkan.
Sebagian besar masalah ini berasal dari pernyataan-pernyataan dan bahasa
pemerintah.

Bahasa dan tingkah laku pemerintah ini membingungkan masyarakat
Indonesia dan mengakibatkan keadaan yang tidak baik. Fluktuasi rupiah, naiknya
segala bahan pokok kebutuhan masyarakat, korupsi yang merajalela, penipuan dan
berbagai macam kriminalitas adalah efek dari pernyataan pemerintah yang
menyebabkan bangsa ini terperangkap di ambang perpecahan.

Ditinjau dari sudut bahasa dalam politik, mantan presiden Gus Dur sering
menggunakan bahasa yang membingungkan (ambiguous) kepada rakyat. Salah satu
bahasa atau pernyataan mantan presiden yang selalu Beliau ucapkan adalah : 'Kok
repot-repot'. Pernyataan ini mempunyai makna yang kurang baik bagi rakyat.
Seolah-olah bahasa ini mencerminkan bahwa di dalam mengatur negara ini, presiden
sepertinya main-main dan tidak serius.

.
....2002 digitized by USU digital library


Dibandingkan dengan bahasa presiden Megawati Soekarnoputri, kelihatannya
Ibu Mega berbahasa lebih baik dari pemerintahan sebelumnya. Pada pidato
kenegaraannya, Beliau selalu menggunakan kata yang mudah dipahami oleh rakyat,
menunjukan kerendahan hati, siap bekerja sama demi pembangunan bangsa dan
selalu membuka diri bagi masalah-masalah kerakyatan.

Banyak bahasa politik pemerintah yang membuat rakyat terjerumus di dalam
ambang perpecahan. Kata 'Referendum' bagi rakyat Aceh dikeluarkan oleh seorang
tokoh partai politik dimasa yang lalu, dan kata tersebut mengingkari bahasanya.
Seharusnya tokoh tersebut menyadari betapa dahsyatnnya kekuatan bahasa,
walaupun hanya kata; ‘referendum’. Kata ini dapat mengorbankan ribuan jiwa anak
aceh, karena kata ini dapat mengubah nasib satu suku bangsa.

Dalam politik bela negara, bahasa dapat mengikat hati rakyat untuk siap berbakti
kepada negaranya. Pada masa perang kemerdekaan banyak semboyan yang dapat
membakar emosi dan mempererat rasa persatuan antar sesama. ”Merdeka atau
Mati”, “Mati satu tumbuh seribu”, “Lebih baik mati dari daripada hidup dijajah”,
“Allahu Akbar……maju terus, pantang mundur”, dll; adalah pernyataan perang yang
diwujudkan dalam bahasa. Keampuhan bahasa di dalam mempersatukan rakyat dan
membakar semangat bela negara, sangatlah berperan sekali. Bagi anggota ABRI
semboyan yang diwujudkan dalam bahasa ini, sampai saat sekarang masih berlaku.
“Jaya di darat, jaya di udara”, Setia kepada pimpinan”, Siap melayani Anda “, adalah
contoh sebagian tekat dan semangat ABRI yang diwujudakan dalam bahasa.

1.2 Masalah
Yang menjadi permasalahan didalam pidato Megawati Soekarno putri tanggal
16 Agustus 2001 ini adalah :

1.
Kata-kata apa sajakah yang merupakan kata-kata kunci di dalam pidato
kenegaraan Megawati Soekarnoputri ?
2.
Bagaiman Pengklasifikasiannya ?
3.
Bagaimana hubungan makna leksikal kata-kata kunci dengan situasi
pemerintahan Megawati ?
1.3 Landasan Teori
Landasan teori yang dipergunakan adalah menurut pendapat langenberg
(1986 : 2) mengatakan,”...The nation of keywords in certain william’s sense of
significant, binding words in certain activities and their interpretation. They are to
this extent significant, indicative words in certain forms of thought which are
inextricably bound up with the problem (they are) use to discuss”. (…Makna dari kata
kunci menurut pengertian William adalah kata-kata yang signifikan, mengikat
didalam beberapa kegiatan dan pengertiannya. Kata yang memiliki signifikasi yang
luas, mengacu pada waktu sekarang di dalam beberapa bentuk pikiran/ide yang
muncul dari permasalahan yang ada dan tidak bisa melepaskan diri darinya )

Kemudian menurut Raymond William dalam hasil karyanya mengatakan
bahwa kata kunci itu timbul dari leksikal yang digunakan. Kata kunci itu bisa saja
dalam politik, philologi, religi, dan idiologi.

.
....2002 digitized by USU digital library


BAB II
KATA-KATA KUNCI DAN
PENGKLASIFIKASIANNYA


1.1 Kata-kata Kunci
Berikut ini akan dipaparkan kata-kata kunci pada pidato kenegaraan Presiden
Megawati Soekarnoputri tanggal 16 Agustus 2001 :

! Rentan ! Polri ! otonomi

! Konflik ! Reposisi ! Koordinator

! Krisis ! Konservatif ! aspirasi

! Amandemen ! Integritas ! feodalistik

! Konstitusiona ! Dekolonisasi ! implementasi

! Anarkis ! Alhamdulillah ! gotong royong

! Strategis ! Insya Allah ! HAM

! Kreativitas ! Nation and state building ! Aksioma

! Suprastruktur ! Sumber daya manusia ! Sentralistik

! Infrastruktur ! Stabilitas ! Kristalisasi

! Konseptual ! Mekanisme ! Sistematis

! KKN ! Kesejahteraan ! Lisensi

! Njelimet ! Sistematik ! Prakarsa

! Konfrehensif ! Identifikasi ! Reformasi

! Demokrasi ! Gamblang ! TNI

1.2 Pengklasifikasian
Data-data diatas diklasifikasikan berdasarkan pendekatan Michael van
langenberg (1986) yang mengklasifikasikan menjadi 5 bagian utama yaitu :

1. Kekuasaan ‘POWER’
2. Legitimasi ‘LEGITIMACY’
3. Akumulasi ‘ACCUMULATION’
4. Kebudayaan ‘CULTURE’
5. Hal yang berlawanan ‘DISSENT’
.
....2002 digitized by USU digital library


Kekuasaan
‘power’
Legitimasi
‘legitimacy’
Akumulasi
Amandemen
Konstutusional
Anarkis
TNI
Polri
Stabilitas
Sentralistik
Otonomi
Koordinator
Feodalistik
Strategi
Visi
Institusi
Kreativitas
Daya guna
Suprastruktur
Infrastruktur
Konseptual
Kesejahteraan
KKN
Sitematik
Komfrehensif
Kristalisasi
Demokrasi
Demokrasi
Aspirasi
Lisensi
Implementasi
Prakarsa
Reformasi
HAM
Reposisi
Nasional
Integritas
Dekolonisasi
Nation and state Building
Wadah
Logistik
Komunitas
Rumah tangga

Kebudayaan
‘Culture’
Hal-hal yang berlawanan
‘dissent’
Njelimet
Konservatif
Alhamdulillah
Insya Allah
Gamblang
Rentan
Konflik
Krisis

.
....2002 digitized by USU digital library


Bagan : KATA-KATA KUNCI DALAM PIDATO KENEGARAAN
MEGAWATI SOEKARNO PUTRI


Power
Amandemen
Konstitusional
Anarkis
TNI
Polri
Stabilitas
Sentralistik
Otonomi
Koordinator
Feodalistik
Legitimacy
Strategi
Visi
Institusi
Kreativitas
Daya guna
Suprastruktur
Infrastruktur
Konseptual
Kesejahteraan
KKN
Sitemik
Konfrehensif
Kristalisasi
Demokrasi
Aspirasi
SDM
Aksioma
Accumulation
Wadah
Rumahtangga
Komunitas
Logistik
Dissent
Lisensi
Implementasi
Prakarsa
Reformasi
HAM
Reposisi
Nasional
Integritas
Dekolonisasi
Nation and State
Building
Gotong royong
Rentan
Konflik
Krisis
Njelimet
Gamblang
Konservativ
Alhamdulillah
Insya Allah
Culture

.
....2002 digitized by USU digital library


BAB III
ANALISIS


Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan lima bagian kata kunci tersebut
Secara khusus dan hubungan diantara mereka. Tiap kata kunci akan dipisahkan,
walaupun mungkin saja ada hubungan dianta mereka. Kata-kata kunci yang dibawah
ini berhubungan dengan pidato presiden RI ke lima : Megawati Soekarnoputri pada
tanggal 16 Agustus 2001.

Power

Pemerintahan Ibu Megawati Soekarnoputri ini tidak lagi berpusat sematamata
pada pusat (centralized), tetapi sudah bersifat otonomi. Daerah-daerah di
seluruh Negara Kesatuan republik Indonesia, sudah dapat menentukan kebijakan
sendiri dengan tidak melanggar kebijakan dari pusat. Pemerintahan Ibu Megawati
bersifat Demokrasi dan didasarkan pada prinsip kerja sama (Cooperative principle)
untuk membangun negara ini. Abri dan POLRI senantiasa siap siap membantu
pemerintahan Ibu Mega dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Ada dua belas kata kunci dari power pada pidato Megawati, sepuluh
diantaranya berhubungan dengan institusi kenegaraan dan dua berhubungan dengan
legitimacy dan kekuasaan.

Amandemen SDA

Kontitusional Aksioma

Anarkis

TNI

Polri

Stabilitas

Sentralistik

Otonomi

Koordinator

Foodalisti

Amandemen

Amandemen (Change proposed or made to a rule, regulatioan – Oxford
Dictionary : 1974). Amandemen pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri
dimaksudkan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan terhadap peraturan
dan perundang-undangan untuk lebih lagi dari masa yang sudah lewat. Peraturan
dan kebijakan pemerintah serta perundang-undangan yang sudah ada pada masa
pemerintahan yang lalu diperbaharui lagi demi kepentingan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia, sebab mungkin saja peraturan yang lewat tersebut tidak dapat
mengayomi, melindungi ataupun mensejahterakan rakyat Indonesia. Ibu Megawati
selaku kepala pemerintahan sangat menekankan masalah ini.

Konstitusional

Konstitusi (segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan /UUDKBBI
: 1991). Megawati ditetapkan menjadi presiden RI adalah berdasarkan
konstitusi. Presiden Megawati dalam menentukan atau membuat suatu peraturan
kebijakan, undang-undang selalu berdasarkan konstitusi. Lembaga tertinggi negara
seperti MPR pun didalam menetapkan suatu ketetapan MPR selalu berdasarkan
konstitusi. Konstitusi merupakan landasan dasar yang harus dapat ditaati oleh
lembaga tinggi negara. Apabila pejabat dan petinggi negara melanggar konstitusi
dalam hal penyelenggaraan negara, maka mereka dapat dikena
kan sangsi / hukum yang berlaku pada negara tersebut.

.
....2002 digitized by USU digital library


Anarkis

Anarkis (hal tidak adanya pemerintahan, undang-undang, peraturan, atau
ketertiban : Kekacauan dalam suatu negara – KBBI : 1991) Pemerintah RI
mempunyai RI mempunyai tujuan yang cukup jelas, sederhana dan gamblang yang
tertera dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat. Pemerintah dan rakyat harus
berupaya mencapai tujuan tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
itu dapat terjadi dalam suatu negara yang bisa mengarah kepada tindakan anarki.
Kekacauan dan pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang terjadi dalam
suatu negara dapat mengancam stabilitas negara dan kehidupan berbangsa.

TNI (Tentara Nasional Indonesia)

TNI atau ABRI adalah alat negara, dibagi atas tiga kesatuan yaitu Angkatan
Darat (AD), Angkatan Udara (AU), Angkatan Laut (AL) dan ditambah dengan satu
kesatuan Kepolisian Negara (POLRI). Pada pemerintahan Ibu Megawati, TNI sudah
dikembalikan fungsinya kepada masyarakat bukan lagi sebagai alat kekuasaan
pemerintah untuk kepentingan pribadinya. TNI atau ABRI lahir dari rakyat. Tugas
utama dari TNI adalah menjaga dan mempertahankan wilayah Negara Kesatuan RI
dari ancaman atau gangguan baik yang datang dari luar ataupun dari dalam.

POLRI

Kepolisian Negara (POLRI) adalah salah satu alat negara yang mempunyai
tugas pokok yaitu untuk menjaga keamanan dan ketertiban rakyat dan negara.
Keamanan dan ketertiban dimaksudkan adalah hal-hal atau tindakan yang
melanggar peraturan dan hukum yang berlaku dalam wilayah kesatuan RI. Tindakan
yang melanggar hukum seperti kriminalitas, asusila, kolusi dan korupsi, ketertiban
dijalan raya dan sebagainya adalah bagian dari tugas POLRI untuk memberantas dan
mengaturnya. Pemerintahan Megawati, Memberikan hak yang luas bagi polri untuk
menjalankan tugasnya demi kepentingan rakyat.

Stabilitas

Stabilitas (kemantapan ; kestabilan ; keseimbangan -KBBI : 1991) Stabilitas
dalam benegara adalah menciptakan suatu kestabilan, kemantapan dan
keseimbangan nasional yang dinamis. Menjaga stabilitas negara bukanlah sematamata
tugas pemerintah dan aparatnya melainkan juga tugas masyarakat.
Pemerintahan Ibu Mega sangat menekankan sekali untuk menjaga stabilitas negara,
yang pada saat ini terancam keberadaannya. Ketidakstabilan dalam bidang politik,
ekonomi, dan keamanan akan membuat suatu negara diambang kehancuran.
Megawati selaku Presiden RI sangat berupaya keras mewujudkan stabilitas
berbangsa dan bernegara demi kepentingan rakyat semesta.

Sentralistik

Sentralistik (penyatuan segala sesuatu ke suatu tempat / daerah -KBBI
1991) Pada era pemerintahan Orde Baru, setiap provinsi di Indonesia selalu
mengacu ke pusat (Jakarta). Bupati dan Gubernur sebagai kepala daerah tidak dapat
mengeluarkan kebijakan sendiri tanpa sepengetahuan dari pusat. Seluruh
pendapatan daerah harus disetorkan ke pusat, dan pusat membuat kebijakan untuk
pembangunan daerah. Pada era pemerintahan Ibu Megawati, sentralistik sudah tidak
berlaku lagi. Daerah sudah bisa membuat kebajikan dan membangun daerahnya
sendiri.

.
....2002 digitized by USU digital library


Otonomi

Otonomi artinya adalah hak pribadi. Otonomi didaklam era pemerintahan Ibu
Mega yaitu daerah mempunyai hak untuk menentukan kebijakannya tanpa harus
merujuk ke pusat sebatas tidak melanggar peraturan dan hukum yang berlaku. Pada
era pemerintahan Orde Baru, otonomi sifatnya adalah sentralistik (top down), dan
pada masa sekarang otonomi sudah dikembalikan ke daerah.

Koordinator

Koordinator (orang yang melakukan kordinasi – KBBI : 1991) Koordinator
berasal dari kata koordinasi (coordinate) artinya mengadakan hubungan ; ide,
kerjasama, dan sebagainya untuk kepentingan bersama. Koordinator dalam konteks
pidato Ibu Mega adalah pengkoordiniran tatanan pemerintahan untuk bekerja
dengan baik tanpa menyeleweng dari GBHN. Untuk mengkoordinir urusan-urusan
negara diangkat Menteri koordinator. Koordinasi dalam pidato Ibu Mega
dimaksudkan juga dengan menjalin hubungan yang erat antar suku bangsa, antara
ABRI/POLRI dengan rakyat untuk menghindari perpecahan supaya dapat
mewujudkan pembangunan.

Feodalistik

Feodalistik (berhubungan dengan susunan masyarakat yang di kuasai oleh
kaum bangsawan - KBBI : 1991/ method or system of holding land by giving
services the owner – Oxford : 1974). Feodalistik berasal dari kata feudal yang
artinya sistem kekuasaan di pegang oleh yang punya tanah (juragan) dan rakyat
yang tinggal di daerah tersebut harus melayani pemilik tanah. Konsep seperti ini
berlaku pada masa penjajahan Belanda. Dalam konteks pidato Ibu Mega, ditekankan
untuk tidak berbuat hal-hal yang menyerupai feodal seperti yang pernah terjadi pada
masa pemerintahan orde baru.

.
....2002 digitized by USU digital library


Legitimacy

Salah satu hal yang sangat penting dalam era pemerintahan Ibu Mega adalah

Strategi SDM (Sumber Daya
Manusia)
Visi Aksioma Power
Institusi
Kreativitas
Daya guna
Suprastruktur
Infrastruktur Gotang royong Culture
Konseptual
Kesejahteraan
KKN
Sitemik
Konfrehensif
Kristalisasi
Demokrasi
Asprasi
Lisensi
Implementasi
Prakarsa
Reformasi
HAM
Reformasi
Nasional
Integritas
Dekolonisasi
Nation and
state

Strategi

Strategi (ilmu dan seni menggunakan sumber-sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan dalam perang dan damai – KBBI : 1991) Strategi
dalam konteks pidato Ibu Megawati adalah mengacu kepada pemberdayaan sumber
daya manusia dan alam untuk meningkatkan pembangunan demi kesejahteraan
rakyat semesta. Strategi ini menjadi suatu jalan atau cara yang paling tepat untuk
meningkatkan pembangunan. Tanpa adanya strategi yang tepat kemungkinan besar
pembangunan dibidang ekonomi, politik dan sosial bernegara tidak akan tercapai
tepat waktu.

Visi

Visi (kemampuan untuk melihat inti persoalan ; wawasan seluruh rakyat -
KBBI -1991) Visi dari pemerintahan Megawati yang tertuang dalam pidato
kenegaraan 16 Agustus 2001 sangat jelas. Selain pencapaian tujuan NKRI seperti
yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, juga beliau akan memperbaiki situasi
perekonomian, pendidikan, masalah perpecahan bangsa, dan KKN. Visi ini adalah
pandangan dan wawasan Ibu Mega dalam melihat inti persoalan yang sedang terjadi
dan merupakan bagian dari perjuangan bangsa.

Institusi

Institusi (Kelembagaan : pranata : kebiasaan dan aturan / adat istiadat
KBBI : 1991) Institusi dalam era pemerintahan Ibu Mega sudah semakin
dikembangkan, diperdayakan, dan dipelihara dengan baik. Kelembagaan negara

.
....2002 digitized by USU digital library


seperti departemen, lembaga hukum dan peradilan, institusi pendidikan sudah
semakin diperhatikan. Hubungan antara lembaga legislatif dan eksekutif, sistem
PEMILU, hubungan antar pusat dan daerah, rumusan tentang implikasi kenegaraan
sudah semakin baik. Bagian sosial masyarakat yang mengacu kepada pelestarian
budaya dan adat istiadat dipelihara dan diperhatikan oleh pemerintah. Lembagalembaga
seperti ini adalah bagian penting dalam kelanggengan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

cretivitas

Kreativitas (kemampuan untuk mencipta/daya – KBBI : 1991) Kreativitas
adalah salah satu unsur yang paling penting dalam pidato Ibu megawati. Kreativitas
segenap bangsa sangat dibutuhkan sekali pasa saat sekarang ini untuk memperbaiki
perekonomian yang terpuruk. Kemampuan untuk mencipta dan daya segenap
bangsa Indonesia adalah sumber utama untuk memperbaharui keadaan Indonesia
sekarang ini. Kreativitas segenap bangsa akan didukung sepenuhnya oleh
pemerintah.

Daya guna

Daya guna adalah istilah yang diterapkan oleh Megawati dalam pidatonya
yang bermakna pemberdayaan dan pengembangan disegala bidang; daya tahan,
keuletan, serta daya kreasi baik untuk bertahan hidup maupun untuk meningkatkan
kesejahteraan. Rakyat dianjurkan untuk mempunyai ketiga daya ini untuk mengolah
sumber daya alam Indonesia. Kondisi minimum yang terjadi pada saat sekarang ini
telah mulai diperbaharui dan sudah semakin membaik. Krisis yang terjadi telah
membuktikan rakyat Indonesia mampu dan tabah serta masih dapat berkreativitas
untuk menopang hidup dan menyelamatkan negara ini dari ambang kehancuran.

Suprastruktur

Suprastruktur adalah makna penting dalam pidato Megawati untuk
mengadakan kerjasama dan pembenahan-pembenahan fungsi, struktur, dan metode
kerja institusi kebangsaan dan kenegaraan. Fungsi merupakan penempatan yang
tepat dan sesuai dengan kaidah kenegaraan, struktur merupakan pelaku kenegaraan
/ pemerintah. Jadi Supra struktur (bagian atau luar – KBBI ; 1991) diartikan sebagai
pelaku pemerintahan dibagian atas supaya dapat bekerja dengan bagus sesuai
dngan kaidah dan peraturan yang berlaku.

Infrastruktur

Infrastruktur juga bagian penting dari pidato Megawati. Infra (bagian
bawah – KBBI : 1991) diartikan sebagai kalangan pemerintahan bawah seperti
bupati, Camat, kepala desa, kepala lingkungan serta masyarakat dapat menjali
kerjasama yang erat untuk pembangunan bangsa.

Konseptual

Konseptual (rancangan, ide atau pengertian abstrak, gambaran mental dan
objek, proses atau apa pun yang terjadi di luar bahasa yang di gunakan akal budi
untuk memahami hal-hal lain – KBBI : 1991) Konseptual dalam pidato Mega
diartikan sebagai tumbuhnya kesadaran dikalangan lapisan kepemimpinan dan kaum
terpelajar untuk mengadakan amandemen (pembaharuan) yang bersifat
komprehensif (pengembangan wawasan) dan konseptual (ide/gagasan) terhadap
tatanan kenegaraan berdasar UUD 1945. Hal ini akan menjadi salah satu tolak ukur
pembangunan Nusantara.

Kesejahteraan

Kesejahteraan (hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan,
ketentraman, kesenangan hidup, kemakmuran – KBBI : 1991). Kesejahteraan

.
....2002 digitized by USU digital library


adalah salah satu tujuan rakyat Indonesia dan juga salah satu tugas pemerintah
untuk mewujudkannya. “Memajukan kesejahteraan umum”, berarti kesejahteraan
disegala bidang yang wajib dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.
Kesejahteraan ini dapat tercapai apabila seluruh unsur pemerintah dan rakyat
bersatu padu dalam membangun negara Indonesia.

KKN

KKN adalah kependekan dari kolusi, korupsi dan nepotisme. KKN adalah
imbas dan efek dari kebobrokan mental pada pemerintahan sebelum Megawati. Di
dalam pidato kenegaraan Megawati, beliau selalu menekankan untuk memberantas
KKN secara langsung atau tidak langsung. KKN telah membuat keterpurukan pada
bangsa Indonesia, dan KKN sebagai suatu kesalahan besar dalam tatanan demokrasi
. Kolusi, Korupsi dan Nepotisme kecilnya akan merupakan pelanggaran terhadap
sumpah jabatan. Untuk menghindari adanya KKN pada pemerintahan Mega, beliau
sudah berbicara dengan seluruh keluarganya untuk tidak membuka peluang
terjadinya KKN dan kepada pejabat negara, beliau menginstruksikan agar
melaporkan kekayaannya kepada KPKN.

Sistemik

Sitemik (susunan, aturan, yang saling berkaitan sehingga membentuk
suatu totalitas metode – KBBI : 1991) Sistemik dalam pidato Mega adalah sebagai
kata kunci yaitu dalam rangka pembangunan Indonesia diperlukan adanya langkah–
langkah yang mendasar yang bersifat strategis yang berjangka menengah dan
berjangka panjang, jika perlu yang bersifat sistemik. Makna sistemik disini adalah
langkah pembangunan yang teratur, tersusun, terencana dengan baik dan
berhubungan satu dengan yang lain hingga tercapai target tepat waktu .

Komprehensif

Komprehensif (bersifat mampu menangkap dan menerima dengan baik, luas
dan lengkap tentang ruang lingkup atau isi, mempunyai dan memperlihatkan
wawasan yang luas –KBBI : 1991). Komprehensif dalam pidato Megawati adalah
kata kunci yang bermakna pengembangan wawasan. Tumbuhnya kesadaran
dikalangan lapisan kepemimpinan dan kaum terpelajar untuk mengadakan
amandemen (pembaharuan) yang bersifat komprehensif (pengembangan wawasan)
dan konseptual (ide/gagasan) terhadap tatanan kenegaraan berdasar UUD 1945
adalah semangat baru untuk menuju Indonesia baru.

Kristalisasi

Kristalisasi ( perihal menjadi kristal ; penjernihan -KBBI : 1991) Kristalisasi
dalam konteks pidato Mega adalah pemaduan dan penjernihan substansi wacana
yang berkembang dinamis yang pada gilirannya dapat dirumuskan secara
komprehensif, sistematis dan berkeahlian oleh komisi konstitusi dan ditimbang dan
diputuskan oleh MPR. Substansi wacana adalah berupa saran, masukan, gagasan
dan ide yang dipadu menjadi satu kekuatan dalam mengatasi masalah Indonesia.

Demokrasi

Demokrasi adalah (bentuk atau sistem pemerintahan dimana rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakilnya – KBBI : 1991). Demokrasi pada
pemerintahan Ibu Mega adalah demokrasi kerakyatan yang mematuhi hukum dan
menghormati hak azasi manusia. Demokrasi pada masa pemerintahan ORBA adalah
demokrasi terpimpin yang segalanya dikuasai oleh penguasa. Berbeda dengan
demokrasi kerakyatan dimana keputusan pemerintah dalam era keterbukaan
disegala bidang dimufakatkan bersama oleh parlemen dengan pemerintah. Ini dapat
terlihat dalam kabinet gotong royong yang bekerjasama dalam segala hal.

.
....2002 digitized by USU digital library


Aspirasi

Aspirasi (harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan
datang – KBBI : 1991) Aspirasi pada konteks pidato Mega diartikan dengan harapan
masyarakat kepada pemerintah. Harapan masyarakat ini ditampung oleh DPR dan
disampaikan kepada pemerintah.

Implementasi

Implementasi (pelaksanaan, penerapan, yang bermaksud mencari tentang hal
yang disepakati – KBBI : 1991). Implementasi pada konteks pidato Mega adalah
pelaksanaan dan penerapan pembangunan di segala bidang secara menyeluruh dan
merata. Pengalaman diberbagai konsep pembangunan diharapkan
diimplementasikan dalam pengoperasian pembangunan.

Prakarsa

Prakarsa (usaha, tindakan, gagasan dan inisiatif dari masyarakat – KBBI :
1991). Prakarsa adalah suatu gagasan dan usaha serta inisiatif dari masyarakat
kepada pemerintah atau sebaliknya yang berguna untuk kemajuan bangsa
Indonesia.

Reformasi

Reformasi (perubahan radikal untuk perbaikan : bidang sosial, politik,
ekonomi, pendidikan, tanpa kekerasan – KBBI : 1991). Reformasi digulirkan pada
bulan Mei 1997 oleh mahasiswa dan dapat melengserkan penguasa Orde Baru.
Konteks reformasi pada pidato Mega adalah mengadakan perubahan dalam bidang
mental dan spritual. Gerakan reformasi terjadi pada tataran yang lebih operasional,
yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi politik, hukum, serta kebijakan
penegakan hukum. Reformasi juga memerlukan garis yang lebih jelas mengenai
hakikat, ciri, metode dan wujud menghindari reformasi yang salah arah.

HAM

HAM (Hak Azasi Manusia – Human right) adalah salah satu kata kunci dalam
pidato Megawati. Para penyelenggara negara dianjurkan untuk mendukung tegaknya
demokrasi serta mematuhi hukum dan menghormati hak – hak azasi manusia. Hak
azasi manusia juga tertuang dalam UUD 1945.

Reposisi

Reposisi bermakna penempatan kembali. Pada pidato Mega, reposisi ditujukan
kepada TNI Polri, khususnya masalah–masalah yang melanggar HAM didaerah
konflik bersenjata. Pada masa Orde Baru, Aceh dijadikan sebagai daerah Operasi
Militer (DOM) dan disanalah TNI Polri banyak membuat pelanggaran HAM
dikarenakan kebijakan-kebijakan yang tidak tepat dari pusat. Reposisi pada tubuh
TNI dan Polri dimaksudkan untuk menempatkan kembali tugas-tugas TNI dan Polri
yaitu untuk melindungi rakyat Indonesia.

Integritas

Integriras (mutu, sifat, kaeadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan -KBBI
: 1991) . Integritas wilayah RI menurut konteks pidato Mega adalah bukan saja
merupakan salah satu atribut adanya negara tapi juga merupakan bagaian susunan
dari tatanan dunia yang lebih stabil, yang batas-batasnya tidak akan diubah lagi
dengan alasan apa pun. Keutuhan wilayah NKRI akan tetap dipertahankan dari
rongrongan pemisahan diri tindakan separitis.

Dekolonisasi

Dekolonisasi (penghapusan daerah jajahan – KBBI : 1991). Megawati
menekankan tidak usah mengorek kembali masalah Timor Timur, bahkan beliau

.
....2002 digitized by USU digital library


mengajak untuk menghormati pilihan saudara-saudara yang ada disana untuk
menentukan nasib sendiri. Proses dekolonissi di Timor Timur lebih bersifat
internasional, dan tidak ada desain khusus RI untuk daerah ini. Keterlibatan RI
dengan daerah itu bukan dengan sengaja oleh karena pendiri negara menganut
sikap bahwa yang disebut wilayah Indonesia adalah derah-daerah eks Hindia
Belanda.

Nation and State Building

Nation and state building (pembangunan bangsa dan negara ). Pada pidato
Mega, kata ini merupakan salah satu kata kunci yang menyoroti masalah Aceh, dan
khusus untuk masalah Aceh dan Irian adalah merupakan masalah dalam negeri.
Pangkalnya adalah kebijakan yang tidak dapat dan merugikan rakyat didaerah itu.
Pembangunan bangsa dan negara yang menyeluruh dan merata, tidak dapat
diimplementasikan didaerah tersebut.

Power dan Legitimacy

Ada hubungan yang erat sekali kaitannya pada kunci dari power dan legitimacy.
Sumber Daya Manusia dan Aksioma mengarah kepada sumber kekuasaan negara
karena SDM ini adalah motor penggerak dari pembangunan sedangkan aksioma ini
adalah kebenaran mutlak yang tidak dapat dipungkiri lagi.

Sumber Daya manusia ( SDM)

Sumber Daya yang terdapat di negara di Indonesia ada dua yaitu Sumber Daya
Manusia. Khusus mengenai SDM ini berhubungan erat dengan kekuasaan dan
legitimasi pemerintah. Untuk menghasilkan tenaga SDM ini berhubungan erat
dengan kekuasaan dan legitimasi pemerintah. Untuk menghasilkan tenaga SDM
yang potensial, berprestasi, dan berakhlak mulia haruslah melalui legitimasi
pemerintah. Kekuasaan pemerintaha juga merupakan suatu acuan untuk terbinanya
SDM yang berpotensi dan berprestasi. Jika pemerintah membuat contoh-contoh dan
akibatnnya SDM yang ada tersebut akan menirunya dan akibatnya SDM tidak dapat
diandalkan.

Aksioma

Aksioma adalah kebenaran mutlak yang tidak dapat di pungkiri lagi. Dalam
pidato Mega aksioma ini adalah merupakan kenyataan yang riil yang begitu padat
dan perlu ditindaklanjuti sehingga dapat dinikmati oleh rakyat disetiap kepulauan
ini. Visi kenegaraan harus menjadi rujukan sekaligus tolak ukur untuk mewujudkan
aksioma untuk kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

Accumulation

Wadah
Rumahtangga
Komunitas Logistik


Wadah

Wadah (tempat untuk menaruh, menyimpan sesuatu – KBBI : 1991). Wadah
dalam konteks pidato Megawati adalah otonomi sebagai wadah untuk mewujudkan
aspirasi dan kepentingan absah yang cukup longgar bagi daerah.

Rumahtangga

Rumah tangga (sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu urusan kehidupan
dalam rumah yang berkenaan dengan keluarga -KBBI : 1991). Rumah tangga
dalam konteks pidato Mega adalah NKRI yang diumpamakan sebagai sebuah rumah
tangga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan anak-anak. Pengelolaan rumah tangga ini
diatur oleh kepala rumah tangga (presiden) dan pembiayaan diatur dalam anggaran
pengeluaran rumah tangga.

.
....2002 digitized by USU digital library


Komunitas

Komunitas (kelompok organisme, orang, yang hidup saling berinteraksi dalam
suatu daerah tertentu : bermasyarakat KBBI : 1991). Komunitas pada era
pemerintahan Mega adalah masyarakat Indonesia yang hidup juga bermasyarakat
dengan bangsa-bangsa lain diseluruh dunia. Komunitas ini harus saling menjaga dan
saling menghormati satu sama lain diseluruh dunia. Komunitas ini harus menjaga
dan saling menghormati satu sama lain agar terciptanya ketertiban bernegara.

Logistik

Logistik (pengadaan, perawatan, distribusi, penyediaan untuk mengganti
perlengkapan, perbekalan dan ketenagaan – KBBI : 1991) Logistik dalam pidato
Mega adalah perbekalan TNI Polri di dalam melaksanakan tugas negara termasuk
agenda dan jadwal yamg jelas dalam meninjaklanjuti kebijakan nasional.
Penyediaan logistik bagi TNI Polri harus dalam jumlah dan kualitas yang wajar.

Culture

Budaya pada era pemerintahaan Ibu Mega Soekarnoputri masih tetap berbau
agama dan tradisional terutama budaya jawa. Pada beberapa kata kunci di bawah
ini dapat kita lihat kata kunci yang muncul pada pidato Mega 16 Agustus 2001.

Njelimet
Gamblang
Konservativ
Alhamdulillah
Insya Allah


Njelimet

Dalam pengertian bahasa jawa njelimet bermakna sesuatu yang sangat ruwet,
kusut, dan susah untuk diperbaiki. Mega menyatakan bahwa di dalam mengartikan
rumusan tujuan negara RI tidak perlu susah payah karena sudah begitu jelas dan
jernih tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Nilai rumusan yang amat sederhana
itu tidak memerlukan penjelasan yang njelimet.

Konserfatif

Konservatif (kolot, bersikap mempertahankan tradisi yang lama – KBBI ; 19091)
dimaksudkan bahwa didalam pengelolaan perbankan Indonesia telah melakukan
Indonesia telah melakukan pelanggaran terhadap kaidah perbankan yang
konservatif yang telah dibangun dunia dalam waktu yang demikian lama. Dianjurkan
oleh presiden supaya pelaku pemerintahan memperhatikan hal itu untuk
menghindari kesalahan yang terjadi dua kali.

Alhamdulillah

Alhamdulillah (Alhamdulillah rabbil ‘alamin ) adalah penyataan regilius presiden
mega untuk menyatakan syukur kepada Sang Pencipta. Nilai-nilai agama yang
begitu lekat dalam dirinya membuat pidatonya menggunakan kata-kata kunci religi
atau berbau keagamaan. Dari segi leksikal Alhamdulillah bermakna segala puji bagi
Allah.

Gamblang

Dalam pengertian bahasa jawa gamblang bermakna sesuatu yang mudah dan
jelas di mengerti. Mega menyatakan bahwa di dalam mengartikan rumusan tujuan
negara RI tidak perlu susah payah karena sudah begitu jelas dan jernih tertuang
dalam pembukaanUUD 1945. Nilai rumusan yang amat sederhana itu sudah dapat di
mengerti dengan gamblang.

.
....2002 digitized by USU digital library


Dissent

Dissent (hal yang berlawanan – Oxford : 1974) Menurut Michael van langenberg
(1986 : 28) mengatakan, “dissent is a major facet of state-formation, there is a
crucial causal relationship between the power, legitimacy, and dissent facets of
state”. Pada pidato Mega ada beberapa kunci yang menandai hal-hal yang
berlawanan, yaitu rentan, konflik dan krisis.

Rentan

Rentan (peka, mudah terkena penyakit, mudah merasa – KBBI : 1991). Negara
RI menurut pidato Mega secara sepintas demikian peka terhadap konflik
(perseteruan dan perpecahan) ternyata mempunyai daya tahan yang besarnya
diluar dugaan orang banyak. Hal tersebut patut disyukuri oleh segenap bangsa
Indonesia. Rentan adalah satu kata kunci dalam pidato Mega yang maknanya
memuji kekuatan segenap bangsa yang tahan terhadap konflik dan perpecahan.

Konflik

Konflik (percekcokan, perselisihan, pertentangan, ketegangan – KBBI : 1991). Di
dalam pidato Mega, beliau menyebutkan bahwa bangsa Indonesia sedang
mengalami konflik termasuk perpecahan, perselisihan, pertentangan, ketegangan,
dibidang politik bahkan konstitusional yang terjadi pada bangsa Indonesia. Konflik
tersebut dapat diatasi dengan cara bersatu dan menyelesaikan perbedaan pendapat.

Krisis

Krisis (Keadaan yang berbahaya, genting, kemelut, suram tentang ekonomi,
moral, dsb – KBBI : 1991). Krisis yang terjadi menimpa negara RI dimulai dengan
krisis moneter sebagai pemicu krisis-krisis lainnya seperti krisis ekonomi, krisis
keamanan, krisis politik, dan bahkan krisis konflik kelembagaan. Megawati
menyatakan dalam pidatonya bahwa untuk mengatasi krisis nasional diperlukan
semangat kebersamaan.

Legitimacy dan Culture

Legitimacy dan Culture merupakan dua unsur yang saling berkaitan dalam pidato
Megawati khususnya pada kata kunci gotong royong. Istilah gotong royong adalah
istilah tradisional yang artinya kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu di
dalam membenahi dan mengatasi krisis dan konflik yang terjadi pada negara RI.
Pengakuan rakyat terhadap pemerintah diwujudkan dengan bekerja sama dan saling
membantu untuk mengatasi konflik dari krisis serta permasalahan yang ada.

Gotong royong

Gotong royong (bekerja bersama-sama, tolong menolong, bantu membantu –
KBBI : 1991). Didalam pidato Megawati, gotong royong merupakan kata kunci yang
sangat penting artinya. Bahkan beliau menggunakan kata ini untuk kabinetnnya.
Beliau menamakan kabinetnnya dengan kabinet gotong royong berdasarkan
pemahaman terhadap semua keadaan yang sedang terjadi. Kabinet gotong royong
akan bekerja untuk melaksanakan amanah-amanah rakyat yang telah disampaikan
melalui DPR.

.
....2002 digitized by USU digital library


BAB IV
KESIMPULAN


Ke lima puluh kata kunci tersebut diatas disajikan pada makalah ini sebagai
analisis pidato Megawati Soekarnoputri tanggal 16 Agustus 2001. Kata-kata kunci
tersebut adalah sebagai kata-kata yang paling penting (inti) di dalam pidatonya.
Tentu saja kata-kata kunci ini mungkin bertambah dimasa yang akan datang pada
pidato kenegaraan berikutnnya.

Kata kunci pada pidato Megawati berhubungan antara kekuasaan (power)
dengan legitimacy yaitu kata Sumber Daya manusia (SDM) dan aksioma. Juga
antara legitimasi dan budaya ada kata yang berhubungan erat yaitu Gotong royong.
Bahasa yang mencerminkan kekuasaan, legitimasi, akumulasi, budaya dan dissent
memberikan masukan yang sangat penting terhadap konteks dan kaidah yang
berlaku. Dari pidato Megawati ini kita dapat memahami bahwa beliau sangat
mengutamakan semangat pembangunan dan kerjasama, untuk menyelesaikan
konflik dan krisis yang terjadi : perbaikan dibidang politik, ekonomi, lembaga
pemerintahan, pendidikan, dll. Tidak lupa juga masalah KKN adalah hal yang wajib
diberantas.

Akhirnnya interaksi yang terjadi pada era pemerintaha Megawati adlah
penyelesaian konflik dan krisis dengan semangat kebersamaan/nasional dan didasari
oleh makna agama dan budaya. Kalimat seperti Alhamdulillah dan Insya Allah di
dalam pidato Mega memberikan suasana sejuk dan bermakna religi mengimbangi
masalah yang sedang dihadapi.

.
....2002 digitized by USU digital library


DAFTAR PUSTAKA

1.
Anton, Moeliono.dkk. 1995. Tata bahasa Indonesia Baku. Pusat pembinaan dan
pengembangan Bahasa : Jakarta
2.
Chaer, Abdul.1994. Linguistik Umum. Rineka Cipta : Jakarta.
3.
Halliday, MAK. And Hasan, R. 1985. Language, context, and text : Aspect
of language in a Social-Semiotic Prespective, Victoria: deakin University Press.
4.
Keraf , Gorys. 1984 Tatabahasa Indonesia . Ende : Penerbit Nusa Indah.
5.
Kridalaksana, H. 1978. Keutuhan Wacana. Bahasa dan Sastra IV : 36 –45.
6.
Macdonald, R.R. 1976. Indonesian Refwerence Grammar. USA : Georgetown
University Press.
7.
Moeliono, A.M. and Dardjowijojo,S. (eds). 1988. Tatabahasa Baku bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
8.
Michael van, L.1986. Review of Indonesia and Malaysian Affairs. Sydney :
Univ.Sydney Press.
9.
Richardson, K.1981. Sentences in Discourse in coulthaard, M and Montgomery,
M. (eds) Studies in Discourse analiysis, London: Routledge & kegan Paul Ltd.
10. Samsuri. 1980. Analisis Bahasa. Jakarta : Erlangga.
11. Sudaryanto.1993.
Metode dan AnekaTeknik Analisis Bahasa. Yogyakarya :
Duta Wacana University Press.
12. Team Penyusun kamus PPPB.1991.Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta :
Balai pustaka.
13. Team Penyusunan pidato Kenegaraa 2001. Pidato Kenegaraan Megawati. Jakarta
: kompas.
.
....2002 digitized by USU digital library

bisnis online gratis di internet